Sejarah Selokan Mataram Yogyakarta


Sejarah Selokan Mataram
Warga Yogyakarta pasti sudah tidak asing lagi dengan selokan mataram. Selokan mataram yang membentang dari barat ke timur membelah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan ternyata menyimpan cerita sejarah tersendiri.

Ketika melewati selokan mataram mungkin tidak terlintas di pikiran anda, bagaimana sejarahnya, kapan dibuatnya, atau siapa yang membuatnya. Oleh karena itu tidak salah kalau kita menengok kebelakang untuk menhetahui sejarahnya!

Selokan mataram ternyata dibangun pada masa penjajahan Jepang! Kala itu Jepang sedang menggalakkan Romusha untuk eksploitasi sumberdaya alam Indonesia ataupun untuk membangun sarana prasarana guna kepentingan perang Jepang melawan sekutu di Pasifik. 
Di tengah gencar-gencarnya Romusha, Raja Yogyakarta saat itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX berusaha menyelamatkan warga Yogyakarta dari kekejaman Romusha. Dengan berpikir cerdik, Beliau melaporkan kepada Jepang bahwa Yogyakarta adalah daerah minus dan kering, hasil buminya hanya berupa singkong dan gaplek. Dengan laporan tersebut Sang Sultan mengusulkan kepada Jepang agar warganya diperintahkan untuk membangun sebuah selokan saluran air yang menghubungkan Kali Progo di barat dan Kali Opak di Timur. Dengan demikian lahan pertanian di Yogyakarta yang kebanyakan lahan tadah hujan dapat diairi pada musim kemarau sehingga mampu menghasilkan padi dan bisa memasok kebutuhan pangan tentara Jepang.

Ternyata Usulan Sri Sultan disetujui Jepang dan terbebaslah warga Yogya untuk ikut Romusha, melainkan dialihkan untuk membangun saluran air yang sebenarnya untuk kemakmuran warga juga. menurut legenda juga diceritakan bahwa Sunan Kalijaga pernah berujar bahwa Yogyakarta bisa makmur jika Kali Progo dan Kali Opak bersatu. Hal tersebut mungkin ada benarnya, namun kedua sungai itu bukan bersatu secara alami melainkan disatukan dengan saluran air. Kenyataannya warga Yogyakarta sekarang lebih makmur daripada sebelum adanya selokan mataram dan selokan itu telah mengairi ribuan hektar lahan pertanian yang sampai saat ini masih menghijau pada saat musim kemarau.

Selokan Mataram jika ditelusuri sampai ke hulunya di sungai Progo, kita akan disuguhi pemandangan alami pedesaan. Semakin kehulu semakin lebar saluran airnya. Untuk selokan mataram di wilayah kota Yogyakarta sekarang sudah menjadi area bisnis di sepanjang alurnya dan juga jalan inspeksi selokan sangat ramai digunakan pengendara sebagai jalur alternatif.

Sudah selayaknya kita sebagai warga Yogyakarta ikut menjaga kebersihan selokan mataram agar keberadaannya sebagai saluran air yang menopang hajat hidup orang Yogya tetap terjaga.

1 komentar:

Anonim { 14 Januari 2011 pukul 18.19 }
Weleh2 ternyata mulia ya pak sultan, jepang aja bisa di bohongi...saluttt bgt, jogja i miss u

Leave a Comment

Jangan lupa beri komentar ya..